Satu hal yang menjadi masalah disini adalah saya tidak mungkin menulis dairy. Alasan pertama, saya tidak punya buku dairy, jadi bagaimana saya bisa menulis? Disini? dan dibaca oleh ratusan atau mungkin ribuan bahkan jutaan orang? Tidak, terima kasih. Jangan tanya kenapa, coba saja, anda bacakan isi dairy anda di depan umum. Alasan kedua, mungkin isi dairy saya akan seperti ini.
"Dear dairy,
Hari ini, seperti biasa aku bangun pagi-pagi sekali, dan setelah bangun, aku kembali menulis miliaran dosa orang-orang di Bumi ini. Kamu tahu tadi ada orang yang mencontek di kelas, padahal ia baru berumur 3 tahun, bayangkan? Anak umur 3 tahun saja sudah bersekolah, bagaimana Bumi bisa bertahan dengan perkembangan teknologi nantinya. Semoga anak itu tahu bagaimana cara bersenang-senang nantinya. Ah, sekarang waktunya untuk tidur. Selamat malam, dairy, sampai jumpa besok."
Lihat? Selain tidak lebih dari 100 kata, saya malah membicarakan keburukan orang lain. Bagaimana saya bisa menjadi seorang penulis yang baik nantinya?
Alasan terakhir, saya tidak punya waktu. Anda pasti bisa menyimpulkan sendiri dengan melihat konsep dairy saya, bangun, menulis catatan dosa, tidur, bangun, menulis catatan dosa, tidur. Belum lagi jika saya harus menulis post di blog ini dan tugas-tugas lain seperti jalan-jalan, main game, mengajak jalan anjing tetangga, dan malam mingguan. Berdasarkan semua pertimbangan itu, saya memutuskan untuk tidak memilih jalur dairy.
Pilihan termudah kedua adalah menjiplak tulisan orang lain dan memodifikasinya menjadi tulisan kita. Ini bukan pilihan yang bijak, karena ini adalah pembajakan. Tapi, ini pilihan termudah kedua yang ada. Saya mungkin akan melakukan yang satu ini.
Alternatif lainnya adalah tidak ada dan hingga post ini diterbitkan saya baru memikirkan dua alternatif. Sekian post kali ini, sulit mempertahankan otak saya untuk berada dalam posisi berpikir.
*diambil dari Toriko - Mitshutosi Shimabukuro
No comments:
Post a Comment