Apr 1, 2016

Bukan Untuk Anak Di Bawah Umur

Sesungguhnya, saya tidak seharusnya menuliskan ini, tapi berhubung saya  sedang tidak ada bahan menulis yang lebih baik dan saya sudah bertekad menulis lebih banyak tahun ini jadi apa boleh buat.

Beberapa hari ini banyak berita tentang ketua PSSI yang kabur ke luar negeri dan kabarnya kaburnya ke Singapura. Pertanyaannya nih, kenapa kaburnya ke Singapura?

Nih, sebagai Malaikat yang baik, saya kasih tahu kalau kabur dari kejaran polisi terutama jika dilakukan untuk waktu yang lama, Singapura itu pilihan yang buruk. Kalau kalian pernah belajar ekonomi dan soal investasi ada pepatah yang bilang "Earn in Dollars and spent in Rupees" yang artinya cari pekerjaan itu yang digajinya dengan mata uang yang besar dan dihabiskan di negara yang biaya hidupnya rendah. Biar gaji kita enggak habis untuk biaya hidup dan bisa ditabung gitu deh.

Berpegang teguh pada pepatah itu, saya sarankan ketua PSSI saat ini lebih baik kabur ke tempat yang biaya hidupnya lebih rendah daripada Indonesia. Karena biaya hidup di Indonesia ini udah lumayan murah agak sulit menemukan negara yang biaya hidupnya lebih murah lagi. Menurut data di sini (per hari ini 1 april 2016, kalau suatu saat kalian baca tulisan ini di masa depan atau masa lalu dan datanya berbeda ya jangan salahkan saya), Indonesia itu biaya hidupnya nomor 98 dari 122. Jadi, kalau ketua PSSI mau kabur ada baiknya ke negara dari nomor 99 sampai 122 bukan ke Singapura yang menurut data yang sama ada di peringkat ke 7. Bunuh diri itu namanya, udahlah dia sedang status DPO, kabur ke negara yang biaya hidupnya peringkat 7 paling mahal di dunia padahal gajinya cuma gaji negara yang biaya hidupnya peringkat ke 98 di dunia, bagimana mau bertahan lama? Belum lagi kalau di Singapura, mau apa-apa harus menunjukkan passport, bisa-bisa baru beberapa hari sudah tertangkap, agak kurang leluasa rasanya kalau kabur ke sana. Bahkan jika dia masih digaji sekalipun pasti gajinya akan sulit menutupi biaya hidupnya di sana.

Saran saya lebih baik kabur ke India alasan pertama karena biaya hidupnya adalah yang paling rendah menurut data tadi. Saya belum pernah ke India sih, tapi menurut data di sini jumlah penduduk di India sekitar 1,322,908,307 orang ketika saya mampir ke sana beberapa detik yang lalu, kalau saat kalian lihat sudah berubah ya memang begitu adanya selalu ada satu orang anak yang lahir setiap tiga detiknya. Awalnya saya juga agak bingung itu jumlah populasi India atau jumlah senyumanmu ketika mampir di blog ini, tapi jumlah itu terlalu banyak jadi ya itu jumlah penduduk India. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, bayangkan kalau ketua PSSI bersembunyi di India, betapa sulitnya mencari dia ke sana? Ada 1,3 milliar orang dan terus bertambah setiap detiknya. Pekerjaan polisi pasti akan sangat berat sekali bagaikan mencari jerami ketua PSSI di dalam tumpukan jerami penduduk India.

Itu kita tinjau dari sisi ketua PSSI, kalau kita tinjau dari sisi negaranya. Singapura itu negara kaya, kepergian ketua PSSI ke sana untuk menghabiskan uangnya sungguh perbuatan yang kurang mulia, akan lebih mulia jika uangnya dihabiskan di India yang masih merupakan negara berkembang. Jadi, ketika dia sedang menimbun dosa kabur dari kejaran polisi sekalian beramal membantu penduduk India supaya hukumannya di neraka nanti tidak terlalu berat, mudah-mudahan pahalanya bisa melampaui dosanya sehingga dia tidak harus masuk neraka.

Sekian saran dari saya, semoga ketua PSSI membacanya dan segera pindah ke India sebelum uangnya habis lebih banyak di Singapura tanpa mendapatkan pahala apa-apa.