Mar 18, 2017

Saya perlu mengeluarkan pemikiran ini supaya tidak menghantui kepala saya terus menerus. Ini tentang kematian. Tidak ada lucu-lucunya, makanya mau saya buang dari kepala saya.
Ehm, sebaiknya tidak dibaca. Karena kemungkinan besar akan merusak mood kalian. Tapi, ada kemungkinan tidak akan berpengaruh apa-apa juga. Yah, yang penting sudah saya ingatkan.
Ketika melihat pemakaman orang lain yang ramai dan banyak yang menangis, saya sering berpikir kalau rohnya ada di sana, apa yang bakal dia rasakan? Kalau suatu saat saya mati dan melihat pemakaman saya sendiri, apa yang akan saya pikirkan?
Jawabannya yang terpikir oleh saya cuma dua. Pertama, sedih karena melihat mereka yang ditinggalkan menangis. Kedua, tenang seperti menonton film dokumenter karena sudah ikhlas. Saya pasti sedih kalau banyak yang datang ke pemakaman saya dan menangis. Salah satu alasan saya jarang punya teman dekat selain, karena saya sulit percaya pada orang, adalah karena saya tidak mau ada yang sedih kalau saya mati.
Perpisahan itu menyedihkan, tapi sekedar berpisah bukan berarti tidak akan ada pertemuan lagi, kan? Sementara kematian memutus kemungkinan itu.
Saya sering tergoda untuk jadi perokok supaya lebih cepat mati. Alasan saya masih belum menjadi perokok mungkin karena saya masih punya orang tua. Bukan karena saya takut dimarahi mereka, saya cuma tidak ingin meninggal lebih dulu dari mereka karena saya tidak bisa membayangkan apa rasanya kehilangan darah daging sendiri setelah sekian puluh tahun hidup bersama sekalipun saya tidak dekat dengan mereka.
Itu juga alasan saya tidak pernah berniat untuk bunuh diri sekalipun saya sudah tidak terlalu berniat untuk hidup karena kematian saya cuma akan membuat mereka sedih.
Kalau saya hidup sendirian, tidak punya teman, dan tidak punya keluarga, saat saya mati nanti pemakaman saya pasti akan sepi atau mungkin tidak akan ada pemakaman sama sekali. Saya mungkin akan merasa sedih karena tidak ada yang datang tapi itu rasanya lebih baik daripada melihat orang-orang yang saya sayangi datang dan menangisi kematian saya.