Apr 30, 2011

Philo-Sophy

Ya! Ini adalah, sekali lagi dan lagi-lagi, sesuatu yang kalian sebut sebagai sebuah cerita, mereka sebut sebagai story, dan saya menyebutnya sebuah kisah. Layaknya jutaan, miliaran, atau bahkan triliunan kisah yang lain, kisah ini pun sama bisa berakhir bahagia atau sangat amat menyedihkan tergantung siapa dan bagaimana kisah ini diceritakan. Karena kisah ini akan dan sedang diceritakan oleh saya, maka kisah ini akan berakhir... tebak sendiri dan mulailah berdoa tebakan anda benar

Cerita ini berawal dari sebuah kebohongan yang menghasilkan kebohongan yang lainnya, janji-janji yang terucap di atas kebohongan-kebohongan tersebut, hingga melewati batas-batas kesabaran yang akhirnya melahirkan benih-benih ketidakpercayaan. Benih-benih itu kemudian tumbuh menjadi protes, awalnya kecil tidak terasa, namun pelan tapi pasti ia tumbuh dan besar melahap semua janji-janji palsu dan setiap kebohongan yang dibuat oleh Para Petinggi. Hal itu berlangsung puluhan tahun dan akhirnya menjadi sebuah warisan untuk Petinggi berikutnya. Hingga suatu hari, runtuhlah kerajaan kebohongan tersebut dijatuhkan dari puncaknya oleh lemparan batu-batu protes dari Mereka Yang Dibawah. Namun, setiap kebohongan dan janji palsu itu telah meresap ke dalam kursi-kursi indah yang mereka duduki, kertas-kertas yang mereka tanda tangani, dan akhirnya mendarah daging dalam setiap sel mereka. Kini, kebohongan-kebohongan dan janji-janji palsu itu, secara otomatis turun dan berkembang dalam dna anak-anak mereka.

Apr 15, 2011

Teori Waktu

Ehm, kurasa kata pertama yang harus ada di post ini adalah hi atau maaf. Saya lebih suka pilihan yang pertama. Buat apa meminta maaf kalau kau tidak bersalah?

Jadi, ya.. Hi, apa kabar? Postingan blog ini semakin bodoh dan tidak dapat dimengerti dari waktu ke waktu. Kalau anda menganggapnya demikian maka berbahagialah karena anda masih normal, kalau sebaliknya coba benturkan kepala anda ke kelapa, mungkin itu dapat membantu anda.