Kalau kau ingin berkontribusi lebih, berikan sebuah kritikan dan mereka akan menjadi penulis yang lebih baik, berikan sebuah pujian dan mereka akan terus menulis. Bukankah hanya dengan itulah kita menghargai karya mereka? Selain dengan uang, tentunya. Kritikan mungkin akan menjatuhkannya ke bawah, namun saat bangkit mereka akan lebih kuat. Bukankah setiap manusia seperti itu? Bahkan semua ciptaan mereka, negara sekalipun. Negara yang baik adalah negara yang memiliki sedikit inflasi, untuk menunjukkan bahwa ekonomi mereka berkembang. Terlalu banyak inflasi hanya akan membunuh rakyatnya, deflasi akan menyebabkan ekonomi mereka tidak berkembang. Begitupun penulis, bereka akan berinflasi, menjadi lebih
Untukmu, yang tertimbun oleh hasrat untuk menulis namun terpenjara dalam ketakutan akan kritikan dan kegagalan, duduklah dan cari pena serta kertas yang kau timbun dalam tumpukan sampah yang kau timbun bersama hasratmu, lalu mulailah menulis. Biarkan dirimu berinflasi dengan segala kritikan terpahit yang pernah ada. Lalu, nikmati hasilnya suatu hari nanti. Mungkin, kau akan menjadi penulis yang terbaik. Tolong catat bahwa ada kata mungkin di kalimat tersebut. Bermimpi boleh saja, tapi jangan terlalu berharap. Ingat kau itu penulis yang lebih rendah dari penulis kacangan sekarang. Tapi satu hal yang pasti, kau akan menjadi penulis yang lebih baik.
Untukmu, yang ditinggalkan oleh ide karena dia sedang kencan dengan kekasih barunya, mulailah dengan diary. Kau tidak perlu ide untuk menulis diary. Iya kan? Diary adalah pilihan yang bagus karena kita tidak perlu pusing memikirkan bagaimana untuk memulainya. Tulis saja "Dear, Diary", tanpa tanda petik, dan ia akan berakhir dengan sendirinya saat kita selesai bercerita. Maka jadilah kau seorang penulis. Berikan saja judul, My Life, My Own Story. Lalu, kirimkan ke semua penerbit yang kau tahu sambil berdoa dan siapkan recehan sebanyak mungkin. Untuk apa? Berikan pada setiap pengemis yang kau temui dan minta mereka mendoakanmu. Bukan, bukan agar penerbit-penerbit itu ingin menerbitkan tulisanmu. Hanya agar kau dapat sampai dengan selamat dan memberikan
Untukmu, yang berharap post ini belum akan berakhir, maaf mengecewakan harapanmu.
Untukmu, yang berharap post ini akah segera berakhir, selamat harapanmu terkabul.
-- This is the end of this post, beyond this poin is a new post. --
Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Kera Jaan yang dihuni oleh para kera. Kerajaan itu, ... *pip* ARGH! Mati lampu!
Maaf, karena sebuah masalah teknis, seperti yang kau tahu dan ku yakini, mati lampu, cerita ini berakhir dengan kehancuran kerajaan itu oleh putusnya aliran listrik ke kerajaan itu. Bayangkan sebuah kerajaan tanpa listrik! Bagaimana mungkin mereka bertahan? Jelas tidak mungkin, tidak di jaman ini. Ya, ya, ya. Aku
[Opsi A]
Bisa? Bagus, kalau begitu kau saja yang cerita. Jadi, bagaimana ceritanya?
[Opsi B]
Tidak? Nah, kalau tidak ada yang tahu bahasa kera, bagaimana cerita itu bisa disampaikan?
Akhir dari sebuah cerita adalah akhir dari sebuah post, maka berakhirlah post ini.
No comments:
Post a Comment