Feb 8, 2011

"Miaow" - part 1

----------
Dahulu kala saat Bumi masih belum terbentuk dengan baik, hiduplah seorang ayah dengan ketiga putranya. Ia adalah pemilik sebuah pabrik pengilingan yang terletak di Planet Mars.

Ya, di Mars. Saat itu, Bumi sedang dalam perbaikan dan pembentukan kembali. Ada beberapa kebocoran gas di sana dan sini. Sebenarnya hal itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan, kalau saja tidak ada orang bodoh yang merokok dan menyulut ledakan besar sehingga bentuk Bumi menjadi kubus dengan lubang ditengahnya dan orang-orang terpaksa dipindahkan ke Planet Mars untuk sementara.



Dalam masa transisi itulah, si ayah dan ketiga putranya, yang untuk selanjutnya akan kita sebut sebagai Keluarga Bahagia Sementara atau lebih dikenal dengan sebutan KBS, hidup bersama bahagia selamanya sementara.

Saya tahu anda ingin protes mengenai bagian "lebih dikenal"-nya. Tapi begini, hanya karena anda kurang pergaulan dan terus meringkuk di dalam kamar sehingga tidak kenal dengan KBS bukan berarti mereka tidak terkenal. Cobalah untuk keluar dari kamar terkutuk anda, beli sebuah koran termurah dan baca. Anda akan menemukan berita mengenai KBS dimana-mana.

Sudah? Nah, sekarang anda pasti sudah tahu siapa mereka sebenarnya. Sebuah keluarga terpelajar sekaligus pemilik pabrik pengilingan terbesar di Mars.

Tidak ada? Itu tidak mungkin. Terakhir kali saya baca koran dan majalah, berita mengenai mereka dimuat hampir di setiap halaman. Kapan? Hmm.. Kurasa itu minggu lalu, tanggal 1 februari 20112011SM. Iya, saya yakin sekali di koran itu ditulis 1 februari 20112011SM. Oh ya, maaf. Saya lupa kalau sekarang sudah tahun 2011, waktu berjalan cepat sekali.

Baiklah, daripada meributkan hal kecil seperti itu, kita lanjutkan saja cerita mengenai KBS ini. Jadi, seperti yang sudah anda ketahui, KBS adalah sebuah keluarga bahagia pemilik pabrik pengilingan terbesar dengan reputasi yang sangat baik. Sayangnya, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Suatu hari, si Ayah meninggal dunia karena serangan Jantung. Tidak seperti yang anda ketahui, Jantung bukanlah organ tubuh untuk memompa darah. Jantung adalah nama salah satu jenis alien di Mars.

Si Ayah, sebut saja namanya Father. Father sudah lama berselisih dengan Jantung, karena asap dan limbah dari pabrik pengilingan Father meracuni udara dan tanah kekuasaan Jantung. Setelah pertikaian yang panjang dan seru, akhirnya Jantung berhasil melancarkan sebuah serangan yang mengakibatkan kematian Father.

Pada hari yang sama, perbaikan dan pembentukan Bumi selesai dikerjakan. Kematian Father memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian Mars, sehingga terjadi krisis yang mengakibatkan melambungnya nilai tukar mata uang Mars. Guna menanggulangi masalah krisis ini, pemerintah Bumi di Mars akhirnya membuat sebuah geberakan besar dengan memulangkan seluruh penduduk Bumi ke Bumi.

Setelah masa perbaikan, Bumi kembali bulat dan hijau, tanpa lubang di tengahnya. Tentu saja. Dan yang terpenting, tanpa krisis. Dampak krisis dari kematian Father hanya terjadi di Mars. Layaknya orang kebanyakan, ketiga anak Father juga kembali ke Bumi beserta jenasah ayah mereka. Setelah pemakaman Father, dilaksanakanlah upacara pembagian harta warisan yang dipimpin oleh seorang pengacara kepercayaan Father.

Si Sulung mendapatkan semua pabrik pengilingan di Mars. Si Tengah mendapatkan selusin rumah dan sebatalion domba. Si Bungsu mendapatkan seekor kucing. Segera setelah itu, si Sulung segera kembali ke Mars untuk melanjutkan bisnis ayahnya. Si Tengah membuat dua buah peternakan, yang satu di Mars dan satu lagi di Bumi. Terakhir, si Bungsu, dia sedang duduk di sebuah batu ditepi hutan. Yah, apa yang bisa dilakukannya dengan seekor kucing selain meratapi keadaannya? Hmm, ya itu ide yang bagus, tapi bunuh diri tidak lebih baik dari duduk di sebuah batu.

"DIMANA LETAK KEADILAN! LIHAT!" teriak si Bungsu.
"MEREKA MENDAPATKAN SEMUA DAN AKU?! APA YANG AKU DAPAT?! HANYA SEEKOR KUCING!!"
"Mereka akan hidup dalam kemewahan, tinggal di istana yang mewah dan mempersunting putri dari sebuah kerajaan. Menikah dan hidup bahagia selamanya. Sedangkan aku akan mati kelaparan dengan kucing ini sebagai pendetanya dan batu ini sebagai nisannya. Upacara kematianku akan sangat sederhana. Tidak ada jamuan makan-makan dan pesta. Hanya iringan musik orkestra dari burung-burung. Tidak ada tamu dan kerabat. Hanya satu atau dua "Miaow" dari Kucing dan selesai."

"Kau tidak akan berakhir semenyedihkan itu, Tuan. Setidaknya kalau kau meninggal, aku tidak akan mengatakan "Miaow", mungkin sesuatu seperti 'Semoga Tuan bisa bertemu dengan ayahanda Tuan di Surga dan memulai bisnis pengiligan yang baru disana dan ke dua saudara tuan tidak akan pernah meninggal sehingga bisnis pengilingan tersebut hanya milik Tuan seorang'" Kata si Kucing tiba-tiba.

Si Bungsu menatap si Kucing terkejut.

"Oh, dan juga 'Semoga anda mendapatkan istri yang canti di Surga nanti', tapi tidak Tuan. Anda akan hidup untuk waktu yang cukup lama dan kaya raya. Anda cukup memberikan padaku sebuah jubah, sebuah topi dengan hiasan bulu burung diatasnya, sebuah tas dan sepasang sepatu boot. Lalu, akan ku perlihatkan betapa tidak bergunanya pabrik, rumah, dan domba-domba itu dibanding seekor kucing bersepatu boot." jawab si Kucing.

Sebelum melanjutkan cerita ini, meskipun ini bukan cerita, ada baiknya jika kita berdoa memberikan sebuah nama untuk Si Bungsu. Rasanya agak tidak sopan kalau harus terus menerus memanggilnya Si Bungsu. Jadi, mulai sekarang dan seterusnya Si Bungsu akan dipanggil dengan nama Bungsu. Rasanya tidak terlalu berbeda ya? Ah, tidak usah terlalu dipikirkan yang penting dia sudah diberi nama.

Selama kita memilihkan nama untuk Bungsu, ia sudah memutuskan untuk memenuhi permintaan dari Si Kucing. Hmm, apa sebaiknya kita menamai Si Kucing juga ya? Rasanya agak tidak sopan juga memanggilnya dengan sebutan Si Kucing. Jadi, kita namai saja dia dengan Doggy. Tidak usah protes, apa salahnya menamai seekor kucing degnan nama Doggy? Kenapa anda selalu memprotes hal-hal tidak penting seperti ini? Ok, mari lanjut. Selama kalian protes mengenai penamaan Si Kucing, Bungsu sudah mendapatkan semua barang yang diminta oleh Doggy.

"Ini jubah, topi, tas dan sepatu yang kau minta." kata Bungsu sambil menyerahkannya kepada Doggy.
"Terima kasih, Tuan." kata Doggy sambil mengenakan jubah dan sepatu bootnya. "Jangan sedih, Tuan. Aku akan segera kembali. Tenang saja, nasib anda tidak akan seburuk itu." lanjutnya setelah mengenakan topi dan memanggul tas di pundaknya.

-BERSAMBUNG-
----------

No comments:

Post a Comment