Jan 27, 2016

Baper

Hai. Setelah hampir setahun vakum akhirnya saya mulai menulis lagi kemarin (beberapa hari yang lalu sih tepatnya) dan sekarang saya mendapatkan bahan tulisan lagi.

Sesuai judulnya, ini masalah baper. Baper menurut anak gaul jaman sekarang berarti Bawa Perasaan. Sebagai pengguna dan bukan anak gaul, saya ngikut aja apa kata mereka. Toh, memang kata itu mereka yang ciptakan. Tapi, masalahnya nih, kenapa baper cuma berlaku untuk perasaan sedih?

Contoh:
Kalau ada cewek cantik habis nonton film drama korea terus pacarnya mati. Pacar dari pemeran utama di drama korea itu maksudnya, bukan pacar dari cewe yang nonton drama korea. Saya ini malaikat pencatat dosa bukan pencabut nyawa jadi enggak sembarangan mematikan pacar orang, kecuali pacar dia—ba****an. Jadi, kembali ke masalah drama korea tadi. Setelah menonton drama korea yang pacarnya mati, pasti si cewek langsung baper alias bawa perasaan alias sedih. Nangis tujuh hari tujuh malam gak mau makan padahal yang mati cuma karakter di film agak bodoh sebenarnya tapi karena yang nonton cewek cantik jadi udalah kita abaikan aja.

Tapi, kalau misalnya drama korea itu berakhir bahagia dan langeng sampai nenek kakek (agak jarang—sebenarnya malah enggak pernah—terjadi karena drama korea biasanya berakhir sebelum pemerannya tua) si cewe enggak bakal bilang dia bahagia, pasti bilangnya baper juga a.k.a bawa perasaan a.k.a sedih soalnya kehidupan percintaannya enggak semulus di film itu. Terus, dia nangis lagi tujuh hari tujuh malam gak mau makan kecuali disuapin sama pacarnya. Ngeselin sih, tapi sekali lagi, karena dia cantik dan bukan pacar saya juga jadi mari kita abaikan.

Contoh lain lagi, misalnya ada sepasang sahabat (sahabat bukan kekasih) keduanya perempuan, kita sebut saja Jahe dan Kunyit  soalnya saya bosan menggunakan nama samaran Mawar dan Melati. Suatu hari, Jahe baru putus dengan pacarnya. Lalu, dia cerita ke Kunyit sambil menanggis tersedu-sedu sampai sebulan. Iya, mereka berdua sampai bolos kuliah demi meratapi putusnya Jahe dengan pacarnya, sampai-sampai keduanya gak mandi sebulan dan kalau mau makan, makanannya minta dianterin pakai Gojek (kalian tahu gojek? BUKAN! BUKAN TEMANNYA TAHU GEJROT! TABOK NIH!) Nah, setelah sebulan berlalu, akhirnya mereka keluar kamar lalu mandi. Tiga hari mandinya, sabunnya sampe habis delapan botol, sampo empat botol, semuanya dipesan pake Gojek. (APA?! MAU BAWA-BAWA TAHU GEJROT LAGI?!) Keluar-keluar udah wangi dan bersih, tapi kriput kayak nenek-nenek umur 100 tahun. Untung, sebulan kemudian kulitnya kembali kencang. Lalu, Kunyit dapat pacar. Dia cerita sama Jahe. Sebagai teman yang baik, Jahe ikut senang, tapi Kunyit tahu kalau Jahe sebenarnya masih sedih. Jadi, dia tanya kepada Jahe, "He, loe gak baper, kan?"

Ok, cut!

Sampai disitu aja ceritanya karena kita udah memasuki bagian yang perlu dibahas. Lihat pertanyaan dari Kunyit. Loe. Gak. Baper. Kan. Kenapa harus menggunakan kata baper kalau yang dimaksud adalah sedih? Jahe kalau jawab gue baper sih, tapi gue senang kok lo dapat pacar gimana? Coba kalian pikirkan. Kunyit lagi senang dapat pacar, terus Jahe baper. Bapernya Jahe ini harusnya Baper senang kan? Tapi, ternyata Bapernya Jahe masih Baper sedih juga. Jadi, Baper ini sebenarnya sedih kan artinya? Iya, kan? (Kalau kalian mau jawab enggak pulang aja deh, gak usah baca-baca blog saya lagi. Sedih saya pembaca blog ini udah dikit, gak belain saya selaku penulisnya pula.) Dasar anak gaul kalau bikin kata baru suka aneh-aneh, bikin malaikat gak gaul seperti saya pusing aja.

Dari ketiga contoh di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa enggak pernah ada baper bahagia padahal arti dari kata baper adalah bawa perasaan. Perasaan apa yang dibawa? Galau dan sedih yang kebanyakan karena masalah cinta, entah itu cinta yang nyata atau cinta yang fiksi. Jadi, untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap jika suatu hari baper mau dimasukkan ke dalam KBBI saya menawarkan solusi penjelasan kata Baper sebagai berikut:

Baper [a] bawa perasaan (sedih, galau, gundah, galau lagi, sedih lagi, galau lagi, dsb) kebanyakan karena masalah percintaan atau masalah drama korea atau masalah kehidupan percintaan atau masalah pacar orang atau masalah pacar sendiri yang kesemuanya tidak dialami atau sudah pernah dialami oleh pelaku baper.

Sekian tulisan saya kali ini. Semoga tidak bermanfaat. Terima kasih.

2 comments:

  1. Kalau baper karena baca tulisan yang bagus that contains good thoughts, termasuk baper sedih kah? :o

    ReplyDelete
  2. Erm, it makes me wonder. Is this post "tulisan yang bagus that contains good thoughts"? :o #abaikan

    ReplyDelete